Laporan Baru Ilmuwan China soal Asal Muasal COVID, Ada 'Jejak' di Anjing Rakun

ADVERTISEMENT

Laporan Baru Ilmuwan China soal Asal Muasal COVID, Ada 'Jejak' di Anjing Rakun

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Minggu, 19 Mar 2023 09:00 WIB
This aerial view shows the P4 laboratory (centre L) on the campus of the Wuhan Institute of Virology in Wuhan in Chinas central Hubei province on May 27, 2020. - Opened in 2018, the P4 lab conducts research on the worlds most dangerous diseases and has been accused by some top US officials of being the source of the COVID-19 coronavirus pandemic. Chinas foreign minister on May 24 said the country was
Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL
Jakarta -

Tiga tahun terlewati, asal usul COVID-19 merebak hingga menjadi pandemi masih misteri. Penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak China segera merilis seluruh https://health.detik.com//berita-detikhealth/d-6626827/laporan-baru-ilmuwan-china-soal-asal-muasal-covid-ada-jejak-di-anjing-rakun terkait awal mula laporan kasus pertama teridentifikasi.

Dikutip dari Reuters, genome sequencing dari virus SARS-CoV-2 serta data genomik tambahan berdasarkan sampel yang diambil di pasar hewan Wuhan, China, pada 2020 sempat diunggah ke database GISAID oleh ilmuwan China awal tahun ini. Para ilmuwan dari negara lain bisa melihat data tersebut, menurut pernyataan Kelompok Penasihat Ilmiah WHO untuk Origins of Novel Pathogens (SAGO).

Sequence menunjukkan anjing rakun berada di pasar dan mungkin juga telah terinfeksi oleh virus Corona. Memberikan petunjuk baru dalam rantai penularan yang akhirnya sampai ke manusia.

Akses ke https://health.detik.com//berita-detikhealth/d-6626827/laporan-baru-ilmuwan-china-soal-asal-muasal-covid-ada-jejak-di-anjing-rakun tersebut kemudian dibatasi, tampaknya untuk memungkinkan pembaruan data lebih lanjut oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China.

Pejabat WHO membahas masalah ini dengan rekan China, yang menjelaskan bahwa data baru dimaksudkan untuk memperbarui studi pracetak tahun 2022. CDC China berencana untuk mengirimkan kembali makalah tersebut ke jurnal ilmiah Nature sebagai publikasi, menurut pernyataan tersebut.

Pejabat WHO mengatakan https://health.detik.com//berita-detikhealth/d-6626827/laporan-baru-ilmuwan-china-soal-asal-muasal-covid-ada-jejak-di-anjing-rakun semacam itu, meski tidak konklusif, merupakan petunjuk baru dalam penyelidikan asal-usul COVID dan seharusnya segera dibagikan.

"Data ini tidak memberikan jawaban pasti untuk pertanyaan tentang bagaimana pandemi dimulai, tetapi setiap data penting untuk mendekatkan kita ke jawaban itu," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Jumat. "Data ini seharusnya dibagikan tiga tahun lalu."

"Kami terus meminta China untuk transparan dalam berbagi data, dan untuk melakukan investigasi yang diperlukan dan membagikan hasilnya," katanya.

SAGO ditugaskan WHO untuk terus menyelidiki asal muasal pandemi yang telah menewaskan hampir 7 juta orang di seluruh dunia tersebut.

"(Ini adalah) data yang baru dianalisis dan bukan hal baru," kata George Gao, profesor di Institut Mikrobiologi di CDC, ketika ditanya oleh Reuters mengapa sekuens tersebut tidak diunggah sebelumnya. Dia mengatakan bahwa GISAID, database patogen, yang mencatat urutannya, bukan para ilmuwan.

"Semua ini harus diserahkan kepada para ilmuwan untuk dikerjakan, bukan untuk jurnalis atau publik. Kami sangat ingin mengetahui jawabannya," tambahnya dalam pernyataan email.

NEXT: Dugaan Bocor dari Lab Wuhan



Simak Video "WHO Bantah Hentikan Pencarian Asal-usul Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT